Jakarta, Antarajambi.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan
antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat sebesar 18 poin
menjadi Rp13.309 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.327 per dolar
Amerika Serikat (AS).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu mengatakan
bahwa perkiraan pelaku pasar uang terhadap kebijakan bank sentral AS
(The Fed) yang akan mempertahankan suku bunga acuannya menjadi salah
satu faktor yang membuat dolar AS masih mengalami tekanan terhadap
sejumlah mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.
"Suku bunga The Fed diperkirakan tetap, sinyal Ketua The Fed Janet
Yellen yang dovish bisa meminta pelemahan dolar AS berlanjut di pasar
global," katanya.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah yang meningkat akibat
rencana Arab Saudi meredam ekspor telah mendorong kenaikan yield
obligasi global yang sebelumnya konsisten bertahan di level rendah.
Sementara itu terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,98
persen menjadi 48,36 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,80
persen menjadi 50,60 dolar AS per barel.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa
fluktuasi rupiah relatif masih terbatas menjelang pertemuan Komite
Kebijakan Pasar Terbuka (FOMC) pada pekan ini.
"Berdasarkan historis, menjelang pertemuan FOMC pergerakan rupiah
cenderung terbatas. Hal itu dikarenakan pelaku pasar uang mengambil
posisi wait and see terhadap kebijakan The Fed," katanya.
Ia mengharapkan bahwa sentimen dari dalam negeri yang cukup
kondusif dapat menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah jika hasil keputusan
dari FOMC di luar ekspektasi pasar. Saat ini, pelaku pasar uang
memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan suku bunganya.
Rupiah Rabu pagi Rp13.309 per dolar AS
Rabu, 26 Juli 2017 11:02 WIB
......Berdasarkan historis, menjelang pertemuan FOMC pergerakan rupiah cenderung terbatas. Hal itu dikarenakan pelaku pasar uang mengambil posisi wait and see terhadap kebijakan The Fed......